Thursday, July 22, 2021

Peternakan Doka (Domba dan Kambing) Berbasis Kebun Energi

Kebutuhan pangan khususnya protein hewani terus meningkat seiring pertambahan penduduk. Daging khususnya dari domba kambing adalah sumber protein hewani yang banyak menjadi favorit atau kesukaan masyarakat. Diperkirakan penduduk dunia akan mencapai 10 milyar pada 2050 dan khususnya penduduk Indonesia 319 juta jiwa pada 2045. DKI Jakarta atau Jabodetabek adalah daerah paling padat penduduknya di Indonesia sehingga kebutuhan pangan khususnya protein hewani daging domba kambing semakin besar. Saat ini daerah tersebut mendatangkan kebutuhan daging domba dan kambing dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung secara bergantian tergantung ketersediaan suplai masing-masing daerah tersebut. Hal ini karena tidak ada satu daerahpun yang mampu mencukupi sendiri kebutuhan Jabodetabek tersebut. Atau apabila daerah-daerah tersebut selalu bisa menyuplai kebutuhan Jabodetabek secara rutin maka bisnis bisa terus berkesinambungan dan stabil tetapi tentu saja bisa mengatasi kendala-kendala dalam bisnis Doka ini.

Ternyata sejumlah permasalahan melingkupi bisnis Doka ini diantaranya ketersediaan bibit, skill beternak, ketersediaan pakan, rantai pemasaran dan sebagainya. Hal sederhana misalnya ketersediaan bibit. Walaupun peternak pada umumnya juga belum menggunakan bibit unggul, ketersediaan bibit pun menjadi masalah karena banyak betina produktif yang dipotong atau disembelih. Hal ini terutama karena faktor persaingan bisnis, karena harga jantan lebih mahal membuat Doka betina disembelih padahal ini mengganggu keberlanjutan usaha peternakan tersebut. Aspaqin (Asosiasi Pengusaha Aqiqah Indonesia) mencatat telah terjadi penyembelihan betina sebanyak 63% dari anggotanya dari total 331.693 ekor yang disembelih. Tentu saja masih banyak yang tidak terdata karena masih banyak pengusaha aqiqah yang tidak menjadi anggota Aspaqin tersebut. Selain itu juga banyak warung-warung makan masakan kambing seperti warung-warung sate yang masih menyembelih Doka betina produktif. 

Tentu juga akan lebih baik jika Doka yang menjadi bibit adalah Doka pilihan atau unggulan sehingga dihasilkan kuantitas dan kualitas daging lebih baik. Faktor konversi pakan ke daging pada Doka unggulan juga lebih tinggi sehingga lebih menguntungkan. Dan ini terutama menjadi tanggungjawab lembaga-lembaga riset. Domba dorper dan kambing bohr adalah jenis doka unggulan tersebut. Tetapi ada upaya yang lebih mudah dilakukan untuk menjaga keberlangsungan peternakan domba tersebut, yakni dengan mengurangi bahkan melarang pemotongan Doka betina produktif. Dengan cara demikian maka kontinuitas bibit Doka bisa dipertahankan bahkan dikembangkan lebih banyak lagi. Untuk bisa mewujudkan hal ini tentu saja dibutuhkan upaya dari semua pihak. Pemberian insentif atau sangsi bisa saja dilakukan untuk menunjang hal tersebut. 

Masalah skill atau ketrampilan peternak juga menjadi kendala lainnya. Sebagian besar peternak Doka adalah peternak kecil dengan teknik beternak tradisional. Hal tersebut membuatnya sulit apabila digunakan mencukupi permintaan rutin apalagi jumlah besar. Pola peternakan modern harus dilakukan untuk menjadi industri peternakan yang handal sebagai tumpuan mata pencaharian peternak tersebut. Hanya dengan pola tersebut peternakan yang efektif dan efisien bisa dilaksanakan. Dengan persiapan yang baik didukung dengan skill tersebut, pelaku industri peternakan Doka mampu melakukan peternakan Doka secara intensif sehingga diharapkan mampu menyuplai kebutuhan daging tersebut.

Beternak Doka selain merupakan upaya pemenuhan sumber pangan khususnya protein hewani berupa daging dan susu, juga merupakan bagian menyempurnakan syari'at Islam. Jumlah penduduk yang terus meningkat artinya bayi-bayi muslim yang lahir itu orang tuanya diperintahkan untuk melakukan aqiqah. Selain itu juga perayaan Idul Adha yang dilakukan setiap tahun juga membutuhkan Doka sebagai hewan qurban. Domba bahkan sebagai hewan qurban memiliki banyak keutamaan dibandingkan hewan ternak lainnya walaupun sama-sama halal seperti kambing, unta dan sapi. Dalam ayat (QS 6 : 143-144), delapan ekor hewan yang berpasangan (4 pasang) tersebut adalah dua ekor (sepasang) domba, sepasang kambing, sepasang unta dan sepasang sapi. Kaidah dalam Al Qur'an, sesuatu yang disebut pertama memiliki keutamaan daripada sesudahnya. Indikasi lain tentang keutamaan domba juga bisa kita dapati pada peristiwa Qurban, yakni ketika Nabi Ibrahim diperintah Allah SWT untuk menyembelih putranya yakni Ismail, lalu oleh Allah SWT menyelamatkan Ismail dan menggantinya dengan domba besar. Peristiwa tersebut kemudian kita peringati setiap tahun dan menjadi syariat Qurban pada hari raya Idhul Adha setiap 10 Dzulhijah. 

Pengembangan kebun energi yang semakin digaungkan akhir-akhir ini dengan produk utama berupa kayu untuk produksi bahan bakar biomasa baik wood chip maupun wood pellet, juga akan menghasilkan limbah atau produk samping berupa daun. Daun dari kaliandra atau gamal (gliricidia) tersebut kaya akan kandungan protein sehingga sangat bagus sebagai sumber pakan ternak Doka tersebut. Jumlah daun yang dihasilkan juga akan sangat banyak sehingga potensi peternakan Doka yang dikembangkan juga akan sangat besar. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan Doka bibit, import berapapun juga diperbolehkan pada peraturan saat ini. Hal ini juga bisa sangat mirip pada usaha penggemukan (feedlot) sapi potong kapasitas besar,M dimana sapi bakalan atau sapi bibit diimport dari Australia, untuk lebih detail baca disini. Fokus penggemukan Doka juga bisa sangat efektif dan efisien atau memiliki keunggulan seperti pada sapi potong bila dilakukan di Indonesia. Limbah daun dari kebun energi bisa jadi pakan yang potensial. 

Selain untuk konsumsi dalam negeri, Doka juga bisa sebagai komoditas export. Untuk keperluan dalam negeri seperti kurban dan aqiqah, pada umumnya menggunakan Doka kecil, yakni dengan berat berkisar 25-35 kg. Sedangkan untuk pasar export kebutuhan Doka biasanya mensyaratkan bobot 35 kg ke atas. Pasar export bisa menjadi segmen tersendiri dan juga pada dasarnya merupakan pilihan peternak itu sendiri. Peternak Doka dari Indonesia juga telah melakukan export Doka ke sejumlah negara antara lain Malaysia, Uni Emirat Arab dan Timor Leste seperti tabel di atas. 

Monday, July 19, 2021

Penggemukan Sapi Potong (Feedlot) Berbasis Kebun Energi

Photo dari sini
Indonesia memiliki keunggulan dalam penggemukan sapi yang dilakukan secara intensif. Sejumlah faktor seperti banyak tersedianya limbah-limbah pertanian, limbah agroindustri, limbah kehutanan dan biaya tenaga kerja murah, mendukung keunggulan tersebut. Selain harga sapi bakalan atau sapi bibit, faktor pakan memang menjadi faktor penentuan selanjutnya. Dengan keunggulan tersebut Indonesia bisa fokus pada penggemukan sapi potong tersebut. Apabila hal ini dilakukan maka bukan tidak mungkin terjadinya swasembada daging atau minimal import daging akan berkurang. Import daging kerbau dari India yang terus meningkat seharusnya bisa secara bertahap dikurangi, seiring dengan kesiapan industri penggemukan sapi potong dalam negeri. Butuh waktu dan upaya tidak sederhana, jelas tetapi harus dilakukan.

Import sapi bakalan dari Australia, photo dari sini
Idealnya memang sapi bakalan atau sapi bibit tersebut diproduksi sendiri di dalam negeri, hal ini karena Indonesia punya potensi akan hal ini berupa potensi area penggembalaan di Indonesia bagian timur dan perkebunan kelapa sawit. Tetapi faktanya hal tersebut pelaksanaannya masih sangat minim atau bahkan yang secara fokus menekuni dalam bidang tersebut belum ada. Berdasarkan sejumlah kajian bahwa pembiakan sapi hanya efektif dan efisien dilakukan di area padang penggembalaan. Hal inilah yang membuat Australia unggul dalam bidang penyediaan sapi bakalan atau sapi bibit tersebut. Tempat yang luas dan waktu lama di padang gembalaan menjadi kendala Indonesia untuk mandiri sapi bakalan. Tujuan export sapi bakalan dari Australia adalah Indonesia dan terutama dipasok dari Australia bagian utara. Jenis rumput yang hidup di Autralia tersebut juga tidak terlalu cocok untuk penggemukan sehingga mengeksportnya salah satu opsi terbaik. Sedangkan penggemukan sapi (feedlot) di Indonesia hanya membutuhkan waktu 100-120 hari dengan penggunaan ruang kandang ukuran terbatas. Populasi sapi di Australia memang cukup besar atau hampir sama dengan jumlah penduduknya atau rasionya 1 orang 1 sapi, sedangkan di Indonesia jauh lebih kecil. Kerjasama penyediaan sapi bakalan dari Australia untuk digemukkan di Indonesia juga sudah berjalan puluhan tahun. Ada upaya untuk mengurangi import sapi bakalan tersebut, tetapi sepertinya masih dibutuhkan waktu cukup lama. 

Pengembangan kebun energi dengan tujuan utama produksi wood pellet atau bahan bakar biomasa, memiliki limbah atau produk samping berupa daun. Daun tersebut sangat bagus untuk pakan sapi tersebut apalagi dengan kandungan protein yang tinggi. Dengan luasan mencapai ribuan bahkan jutaan hektar yang dicanangkan maka produk samping atau limbah daun yang dihasilkan juga akan sangat banyak tentunya. Dengan ini saja jika Indonesia mau fokus pada penggemukan tersebut maka peluang menjadi pemimpin industri penggemukan sapi di Asia bahkan dunia akan semakin besar. Bila hal itu terjadi maka import daging kerbau dari India maupun daging sapi dari Brazil bisa dikurangi bahkan dihentikan sama sekali. Selain itu bahkan ketika produksi dagingnya berlebih maka export daging juga sangat mungkin dilakukan, termasuk dengan pengolahan daging tersebut sehingga memberi nilai tambah lebih besar. 

Sunday, July 4, 2021

Perayaan Idul Adha ditengah Pandemi

Ada hal yang tidak biasa pada perayaan Idul Adha kali ini atau tepatnya dua tahun terakhir ini yakni tahun 1441 H / 2020 M dan 1442 H / 2021 M. Hal tersebut karena wabah virus corona  (SARS-CoV-2) yang menyebabkan pandemi covid-19. Pandemi ini juga banyak diprediksi menjadi masalah jangka panjang karena kenaikan angka kasus terus meningkat, munculnya berbagai varian baru, vaksinasi yang tidak efektif, sikap masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan (prokes) dan sebagainya. Kompleksitas masalah tersebut tentu membutuhkan upaya yang tidak sederhana dan cepat, tetapi upaya yang terstruktur, sistemik dan masif (TSM) dengan dipimpin oleh pemimpin yang amanah dan kapabel. Disamping menyempurnakan ikhtiar seperti di atas juga selalu diiringi doa sehingga dimudahkan dan diridhoi Allah SWT. 

Idul Adha atau ibadah Qurban dengan salah satu prosesinya penyembelihan hewan Qurban adalah syari'at Islam yang akan terus berlangsung sampai hari kiamat. Ibadah qurban bertujuan mendekatkan diri dengan Allah SWT dilandasi iman takwa. Ibadah qurban juga memiliki dampak sosial berupa melatih dan mengasah kepekaan sosial. Tentang hewan qurban, domba memiliki sejumlah keutamaan dibandingkan dengan jenis hewan ternak lainnya walaupun semuanya halal dimakan, seperti kambing, unta dan sapi. Dalam ayat (QS 6 : 143-144), delapan ekor hewan yang berpasangan (4 pasang) tersebut adalah dua ekor (sepasang) domba, sepasang kambing, sepasang unta dan sepasang sapi. Kaidah dalam Al Qur'an, sesuatu yang disebut pertama memiliki keutamaan daripada sesudahnya. Indikasi lain tentang keutamaan domba juga bisa kita dapati pada peristiwa Qurban, yakni ketika Nabi Ibrahim diperintah Allah SWT untuk menyembelih putranya yakni Ismail, lalu oleh Allah SWT menyelamatkan Ismail dan menggantinya dengan domba besar. Peristiwa tersebut kemudian kita peringati setiap tahun dan menjadi syariat Qurban pada hari raya Idhul Adha setiap 10 Dzulhijah.

Salah satu hal yang membedakan Idul Adha ditengah pandemi dengan kondisi biasa adalah peran panitia. Panitia qurban di tengah pandemi memiliki peran lebih penting karena memastikan protokol kesehatan (prokes) bisa dilaksanakan dengan baik. Hal itu bisa dimulai sejak awal berupa pembuatan konsep perayaan Idul Adha ditengah pandemi yang pada dasarnya adalah menghindari terjadinya kerumunan dan prokes bisa dilakukan dengan optimal. Hal tersebut tentu saja membawa konsekuensi tersendiri seperti pada perayaan Idul Adha yang biasanya meriah dengan melibatkan banyak partisipasi warga menjadi sepi dan dilakukan apa perlunya saja. Walaupun demikian demi keselamatan (safety), hal tersebut harus dilakukan dan sebagai satu-satunya pilihan. 

Presentasi Nanung DD, Ph.D
 

Secara teknis pelaksanaan perayaan Idul Adha yakni penyembelihan hewan Qurban adalah sebagai berikut : 

Presentasi Nanung DD, Ph.D
 
Virus corona varian delta (B1617.2) memiliki tingkat penularan yang tinggi, sehingga perhatian terhadap proteksi diri berupa prokes diantaranya masker dan hand sanitizer / sabun menjadi lebih penting. Upaya memaksimalkan proteksi diri tersebut adalah upaya efektif untuk mencegah penularan virus korona varian baru atau varian delta tersebut. Bila sebelumnya kebanyakan hanya menggunakan masker sebagai basa-basi seperti menggunakan masker kain tipis dan hanya didagu, serta jarang mencuci tangan maka untuk varian delta ini hal tersebut menjadi sangat riskan. Penguatan proteksi diri atau prokes adalah kata kunci untuk menghadapi varian delta ini. Sampai kapan virus corona (SARS-CoV-2) bermutasi sehingga membentuk varian-varian baru? Wallahu 'alam.
Photo diambil dari sini
 
 
Daging adalah sumber protein khususnya protein hewani bagi manusia. Makanan dikatakan bergizi biasanya dikaitkan dengan kandungan dan jenis proteinnya. Manfaat protein bagi tubuh manusia sangat banyak, diantaranya untuk  meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas yang sangat dibutuhkan ditengah pandemi baik untuk pencegahan maupun penyembuhan covid-19.  Protein dapat membantu tubuh membentuk imunoglobulin atau antibodi untuk melawan infeksi. Antibodi adalah protein dalam darah kita yang membantu melindungi tubuh dari penyerang berbahaya seperti bakteri dan virus khususnya virus korona. Ketika penyerang asing ini memasuki sel, tubuh kita akan menghasilkan antibodi untuk mencoba mengeliminasinya.

Semoga semakin banyak masyarakat Muslim yang mampu berqurban setiap tahunnya. Pengembangan kebun energi seharusnya mendorong sektor peternakan. Kayu dari kebun energi selanjutnya bisa untuk produksi wood pellet dan penggunaan wood pellet untuk cofiring di PLTU-PLTU di Indonesia. Majunya sektor peternakan tersebut sehingga selain kebutuhan hewan qurban bisa dicukupi sendiri, export hewan qurban ke negara tetangga seperti Malaysia juga sangat mungkin dilakukan, bahkan export ke Arab Saudi untuk musim haji juga bukan hal mustahil. Kebutuhan domba / kambing di Arab Saudi tersebut sekitar 2 juta ekor pada kondisi normal. Tentu kita berdo'a bahwa pandemi ini segera berakhir dan kita bisa mengambil hikmahnya. 

Reklamasi Bentuk Lain - Kebun Energi untuk Produksi Wood Pellet dan Integrated Farming

  Reklamasi pasca tambang merupakan kewajiban perusahaan pertambangan / pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) sehingga mereka harus menyi...