Saturday, September 7, 2024

Kebun Energi : Mengapa Kaliandra (Calliandra Calothyrsus) atau Gamal (Gliricidia Sepium) ?

Sejak tahun 1937 kaliandra telah ditanam di Perhutani dan daerah yang lebih luas bersamaan dengan program penghijauan dan pendukung kayu bakar dan pakan ternak. Dan juga sejak tahun 1974, Perhutani telah menyebarkan bibit kaliandra kepada petani hutan dan memanfaatkannya sebagai tanaman batas antara kawasan hutan dan daerah pedesaan atau lahan pertanian. Budidaya kaliandra pada saat itu terutama ditujukan untuk menyediakan kayu bakar dan pakan ternak bagi masyarakat yang tinggal di hutan, dan mengurangi ketergantungan pada minyak tanah untuk memasak. Kaliandra digunakan sebagai tanaman teras (penahan erosi) dengan kemiringan tinggi untuk memperkuat perkebunan utama, misalnya dengan perkebunan jati, dan juga untuk tujuan perlindungan tanah, karena dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui kemampuan akarnya untuk menyerap nitrogen dalam bentuk bintil akar.

Sedangkan jenis tanaman gliricidia banyak digunakan sebagai tanaman tepi atau tanaman pagar untuk mencegah ternak besar memasuki hutan. Kayunya digunakan sebagai kayu bakar dan daunnya digunakan sebagai pakan ternak. Kayunya dapat dipanen dengan cepat, dan pemangkasannya juga dilakukan dengan proses yang cepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa, tidak direkomendasikan untuk menanam spesies baru yang memiliki karakteristik yang tidak diketahui sampai ada kegiatan penelitian yang memadai tentang spesies tersebut.

Sebagai contoh misalnya jenis akasia relatif memiliki karakteristik sebagai spesies yang cepat tumbuh namun tidak banyak diketahui apakah bisa digunakan dan dikelola dengan sistem trubusan (coppice) yang berkelanjutan. Dan juga jenis-jenis tersebut tidak seperti tanaman kaliandra dan gamal meski mudah dalam budidaya dan pemanenan, namun tidak terbukti cocok untuk penerapan sistem trubusan rotasi pendek, dan juga jarang ditanam dalam skala yang lebih luas. 

Meskipun kaliandra dan gliricidia bukan spesies pohon asli di Indonesia, tetapi spesies tersebut telah lama diperkenalkan, dan dapat ditemukan hampir di seluruh pulau Jawa. Calliandra dan Gliricidia menjadi sangat populer di daerah pertanian di sebagian besar wilayah Jawa. Selain itu bahkan juga belum banyak laporan yang menggambarkan adanya hama dan / atau penyakit yang berkaitan dengan salah satu spesies tersebut. Kayu yang dihasilkan dari tanaman kaliandra dan gliricidia memiliki karakteristik fisik dan kimia yang relatif baik untuk dijadikan kayu bakar atau sebagai bahan baku wood pellet. Nilai kalorinya tinggi dan kadar abunya rendah.   

Indonesia sebagai negara tropis bahkan dengan luas tanah terbesar di Asia Tenggara akan sangat potensial mengembangkan kebun energi tersebut. Kebun energi pada hakekatnya adalah sumber energi atau diibaratkan sebagai baterai, yang menyimpan energi matahari dalam tanaman ,kebun energi tersebut, untuk lebih detail bisa dibaca disini. Walaupun pengembangan aneka tipe energi terbarukan terus dipacu tetapi untuk menyimpan energi dalam kapasitas besar akan membutuhkan baterai yang juga sangat besar. Riset baterai tersebut juga diperkirakan akan membutuhkan waktu cukup lama dan biaya besar, sehingga dalam rangka karbonisasi maka energi biomasa bisa digunakan untuk cofiring dan bahkan fulfiring hingga pada saatnya baterai besar itu bisa diaplikasikan.   

Wednesday, September 4, 2024

Kebun Energi : Tidak Hanya Produksi Wood Pellet Tetapi Juga Harus Mendukung Industri Peternakan

Konsep kebun energi atau kebun biomasa dengan memanfaatkan seluruh bagian pohon (whole tree utilization) sepertinya memang masih belum populer saat ini. Tetapi cepat atau lambat hal tersebut insyaAllah akan terjadi karena perusahaan-perusahaan wood pellet yang berorientasi profit tentu akan memaksimalkan aspek atau profit tersebut, tentunya sepanjang tidak merusak lingkungan dan CSR akan diupayakan dengan cara lain. Orientasi utama saat ini yang berfokus pada produk kayu untuk bahan baku wood pellet tentu adalah hal yang baik tetapi akan jauh lebih baik apabila seluruh bagian pohon bisa dimaksimalkan manfaatnya. Apabila hal tersebut bisa dilakukan kemanfaatannya tidak hanya pada sektor energi tetapi juga pangan dan pakan, sektor-sektor penting yang esensial dalam kehidupan manusia.

Komposisi utama dari daun kebun energi seperti kaliandra dan gliricidia adalah protein dan unsur protein ini adalah komponen penting dan termahal dibandingkan dari unsur-unsur lain dari pakan ternak. Dengan volume daun dari kebun energi yang cukup banyak maka hal tersebut seharusnya mendukung industri peternakan dan tidak hanya dibuang begitu saja karena hanya sekedar produk samping atau limbah yang kurang bermanfaat. Padahal dari sisi industri peternakan hal tersebut adalah sebaliknya. Pemanfaatan daun tersebut bisa langsung digunakan pada peternakan ataupun diolah menjadi pakan ternak dalam suatu industri pengolahan tergantung dari situasi dan kondisi setempat.   

Peternakan besar bisa dibuat dari pemanfaatan daun kebun energi demikian juga pabrik pakan tenak dari daun tersebut. Produksi pellet daun (leaf pellet) bisa dibuat dilakukan yang proses produksinya mirip dengan produksi wood pellet sehingga pabrik wood pellet yang berdampingan dengan pabrik leaf pellet juga sangat mungkin dilakukan. Seperti produk wood pellet yang berorientasi export maka untuk leaf pellet juga bisa juga demikian. Sedangkan apabila peternakan besar yang akan dilakukan maka limbah dari peternakan atau kotoran hewan tersebut bisa sebagai bahan baku / substrat dari produksi biogas. Biogas tersebut selanjutnya bisa digunakan untuk pengeringan pada produksi wood pellet atau leaf pellet maupun digunakan untuk produksi listrik. Residu dari biogas akan menjadi pupuk organik baik pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Diagram sederhana seperti dibawah ini.

 

Ribuan sapi bakalan atau sapi bibit diimport Indonesia dari Australia dan New Zealand dan penggemukan sapi adalah usaha yang menjanjikan di Indonesia karena kebutuhan daging sapi yang masih belum terpenuhi hingga saat ini. Kekurangan daging sapi tersebut dipenuhi dari import daging kerbau dari India dan daging sapi dari Brazil. Dukungan ketersediaan pakan yang melimpah dan berkualitas adalah salah satu aspek penting swasembada daging tersebut. Selain sapi kebutuhan kambing dan domba juga sangat besar. Yogyakarta, kota yang juga terkenal dengan kuliner sate kambing membutuhkan lebih dari 1500 ekor per hari domba. Selain itu kebutuhan untuk aqiqah serta Idul Adha juga sangat besar. Pasar export domba juga sangat menjanjikan yang sampai saat ini masih belum bisa terpenuhi karena berbagai hal salah satunya adalah faktor pakan. Pakan dalam usaha peternakan memegang peranan sangat penting atau bahkan sekitar 70% biaya peternakan adalah biaya pakan tersebut. Dan peternakan adalah mata rantai kebututuhan pangan bagi manusia sehingga tidak terpisahkan.    

Kebun Energi : Mengapa Kaliandra (Calliandra Calothyrsus) atau Gamal (Gliricidia Sepium) ?

Sejak tahun 1937 kaliandra telah ditanam di Perhutani dan daerah yang lebih luas bersamaan dengan program penghijauan dan pendukung kayu b...