Upaya
untuk mencapai swasembada daging khususnya lagi bagi umat Islam untuk
penguatan aqidah dengan ibadah qurban dan aqiqah masih banyak
terkendala. Kendala utamanya jumlah domba bakalan atau domba bibit yang
sulit didapat karena banyaknya betina produktif yang disembelih atau
dipotong baik untuk aqiqah maupun konsumsi sehari-hari. Umat Islam
penting dan wajib hukumnya (fardhu kifayah) atau sebagai kewajiban
kolektif untuk beternak domba tersebut untuk mencapai tujuan di atas.
Jangan sampai umat Islam tidak bisa melakukan ibadah-ibadah tersebut
karena terkendala tidak adanya hewan ternak tersebut khususnya domba.
Tentu juga tidak elok jika karena enggan beternak domba umat Islam
nantinya harus membeli domba dari orang non-muslim, padahal jumlahnya di
Indonesia mayoritas dan juga terbesar di dunia.
Ada dua hal setidaknya untuk mengatasi
masalah keberlanjutan suplai domba tersebut yakni, pertama dengan
perangkat peraturan untuk memberi sangsi tegas dan memberi efek jera
bagi siapa saja yang terbukti menyembelih betina produktif, dan yang
kedua dengan menngenjot produksi domba bakalan atau domba bibit tersebut
sebanyak mungkin sehingga bisa mengimbangi laju domba betina produktif
yang dipotong tersebut. Pada poin pertama walaupun sudah ada
peraturannya tetapi faktanya sulit dilaksanakan karena pemerintah kurang
tegas dan sangsi ringan. Sedangkan pada poin kedua hal tersebut bisa
dilakukan oleh siapa saja, sehingga tampaknya poin kedua lebih mudah
dilakukan. Lokasi
peternakan domba bisa dilakukan dimana saja baik di desa, lereng
gunung, pinggir hutan bahkan di perkotaan. Model-model peternakan
tersebut menyesuaikan dengan karakteristik lokasinya terutama terkait
sumber pakannya. Sebagai contoh di perkotaan dengan lahan terbatas
kandangnya bahkan harus ditingkat dengan sumber pakan terutama dari
limbah-limbah industri pangan. Pada industri pangan produk utamanya
untuk makanan manusia dan produk samping atau limbahnya untuk pakan
ternak seperti pabrik tempe dan tahu, pabrik mie, pabrik biskuit dan
sebagainya. Sedangkan di daerah pedesaan dengan lahan luas maka
penggembalaan juga sangat mungkin dilakukan. Penggembalaan akan
menghemat biaya pakan dan sangat cocok untuk produksi domba bakalan atau
breeding. Sedangkan penggembalaan rotasi adalah teknik penggembalaan
lebih baik sehingga efisiensi dan performa peternakan tersebut lebih
baik. Bahkan pada lahan yang dekat dengan kebun energi selain dengan
penggembalaan dengan melimpahnya sumber pakan maka pabrik pakan juga
bisa dibuat di lokasi tersebut. Dan pada dasarnya semakin banyak model
dengan berbagai variasinya maka akan semakin banyak daerah di Indonesia
yang bisa digarap untuk swasembada daging tersebut.
Pada
penggembalaan rotasi (rotation grazing) ini area penggembalaan akan
dibagi menjadi kamar-kamar (paddock). Dan pada dasarnya semakin banyak
paddock akan semakin baik karena padang gembalaan bisa termanfaatkan
untuk sumber pakan hewan ternak secara maksimal. Pada umumnya untuk
memulainya bisa dengan 5 hingga 10 paddock dengan setiap paddock untuk
penggembalaan 3 hingga 7 hari selanjutnya diistirahatkan 25-30 hari.
Dari hampir semua praktek penggembalaan rotasi, jumlah 4 paddock adalah
jumlah paling minimum apabila hendak memulainya. Bentuk bujur sangkar
adalah bentuk terbaik untuk paddock tersebut, sehingga semaksimal
mungkin diusahakan mendekati bentuk tersebut. Bentuk paddock kecil
memanjang maupun lingkaran kurang baik karena lebih sulit untuk mencapai
hasil pemanfaatan rumput yang merata oleh hewan ternak.
Dengan semakin menggenjot dan
memperbanyak sentra-sentra produksinya maka kendala domba bakalan atau
domba bibit akan bisa teratasi. Tentu ini butuh waktu dan usaha terus
menerus. Lahan-lahan tidur, marginal dan kritis yang jumlahnya jutaan
hektar bisa diupayakan menjadi area peternakan tersebut. Motivasi
ilahiah untuk memperkuat aqidah dan bagian menegakkan syariat Islam akan
terus memotivasi umat Islam beternak domba ini, disamping memenuhi
kebutuhan protein sehari-hari berupa daging. Pergeseran kuliner
masyarakat dari konsumsi protein daging ayam selanjutnya ke daging bebek
dan saat ini daging domba semakin banyak di konsumsi. Industri halal
seharusnya juga semakin berkembang dengan pelaku usaha umat Islam itu
sendiri.